Senin, 14 Juni 2010

STRUKTUR LOGIKA DALAM TEOLOGI ISLAM (Telaah terhadap penelitian Josef Van Ess)

STRUKTUR LOGIKA DALAM TEOLOGI ISLAM
(Telaah terhadap penelitian Josef Van Ess)

A. PENDAHULUAN
Josef Van Ess merupakan seorang sarjana yang paling terkemuka di bidang kalam atau teologi Islam. Dia menulis tentang struktur logika dalam teologi Islam. Dalam tulisannya, dia mengatakan bahwa dasar logika berfikir para mutakallimun tidak hanya mengakses pada logika Aristoteles, tetapi lebih jauh lagi dibangun atas dasar logika Stoik, walaupun tidak secara keseluruhan. Struktur logika Aristoteles dalam hal logika berfikir para mutakallimun ini adalah dengan ditemukannya “silogisme” yang mendasarkan pemikiran adanya premis minor, premis major, kesimpulan dan terdapat middle term antara dua premis. Sedangkan struktur logika Stoik ditandai dengan adanya sistem penandaan (jika.....maka......).
Model logika berfikir Aristoteles dan Stoik ini menurut Josef Van Ess mempengaruhi pola berfikir dalam keilmuan Islam, seperti kalam. Penggunaan qiyas dalam tradisi mutakallimun berusaha untuk membuktikan kebenaran adanya Tuhan. Dalil didasarkan pada indikasi tanda yang mereka kenal sebagaimana meng-qiyas-kan sesuatu yang nampak (ada) kepada sesuatu yang tidak nampak (hidden/ghaib), atau sebaliknya meng-qiyas-kan sesuatu yang tidak ada kepada sesuatu yang nampak (ada).
Telaah Josef Van Ess terhadap kalam Islam ini mempunyai arti yang sangat penting bagi keilmuan Islam. Hal ini dikarenakan umat Islam pada masa sekarang ini memerlukan pendekatan serta metode yang tepat dalam pengembangan keilmuan Islam yang responsif terhadap perkembangan zaman.
Penelitian Josef Van Ess ini memberikan beberapa konstribusi, antara lain memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara berfikir para mutakallimun pada masa klasik, memberikan deskripsi tentang pengaruh filsafat Yunani (dalam hal ini logika Aristoteles dan logika Stoik) terhadap cara berfikir mutakallimun, serta memberikan sumbangan berupa metodelogi dalam menelaah pemikiran seseorang atau kelompok (dalam hal ini, Josef Van Ess menelaah pemikiran para mutakallimun).
Ruang lingkup kajian Josef Van Ess adalah pemikiran para mutakallimun yang dipengaruhi oleh logika Aristoteles dan logika Stoik).

B. KEGELISAHAN AKADEMIK
Penelitian Josef Van Ess ini didasari dengan kegelisahan akademiknya yang mungkin juga dirasakan oleh banyak kalangan, termasuk kalangan muslim. Dalam tulisannya, dia bertanya “apakah logika para mutakallimun itu sama seperti logika Aristotelian?”

C. PENTINGNYA TOPIK PENELITIAN
Penelitian Josef Van Ess ini memiliki arti yang sangat penting terhadap perkembangan keilmuan Islam. Dia mendeskripsikan pengaruh logika Aristoteles dan logika Stoik terhadap cara berfikir para mutakallimun dalam membicarakan masalah Ketuhanan.
Di samping itu, Josef Van Ess juga memberikan deskripsi tentang pendekatan serta metode yang bisa digunakan untuk menelaah suatu pemikiran.

D. HASIL PENELITIAN TERDAHULU
S.M. Stern dalam bukunya “A collection of treatises by “Abd al-Latif al-Baghdadi” mengemukakan bahwa Abdul Latif al-Baghdadi (seorang ilmuwan pada masa awal dinasti Ayyubiyah) membuat pengamatan bahwa tidak ada di antara para fuqoha (yang tertua) yang menunjukkan minatnya dalam logika, kecuali al-Mawardi (w. 450/1050) yang dalam kitabnya Ahkam as-Sultaniya dia menunjukkan ketertarikannya dalam logika.

E. KERANGKA TEORI DAN PENDEKATAN
Josef Van Ess menilai logika atau mantiq ini sekalipun tidak disukai oleh mutakallimun awal dikarenakan mereka lebih senang menggunakan istilah adab al-kalam atau jadal al-kalam dalam berargumentasi namun secara tidak langsung para mutakallimun menggunakan metode-metode logika. Kalam sendiri secara harfiah berarti berkata atau berbicara. Para sarjana barat menduga bahwa asal-usul istilah kalam diturunkan secara langsung dari kata Yunani, yaitu dialexis yang digunakan oleh para pastur. Akan tetapi tidak satupun argumen yang mendasari pandangan-pandangan tersebut memberikan kesimpulan pasti karena istilah kalam dalam Islam sudah ada sebelum terjadi kontak dengan sumber-sumber Kristen, Yunani, atau Suryani. Sungguhpun demikian, model pembicaraan mutakallimun yang dirumuskan dalam adab al-kalam adalah keniscayaan yang menunjukkan adanya penggunaan logika.
Model-model pembicaraan di lingkungan mutakallimun menurut Josef Van Ess sering menggunakan tanya jawab dalam beradu argumentasi dengan lawan, mempertahankan argumentasinya (defen) dan menyerang lawan (attact), mereka selalu mengunggulkan argumen ad haminem. Dengan demikian pengertian kalam menurutnya merupakan suatu prosedur di mana ketika kita membahas atau mendiskusikan suatu topik, biasanya terjadi dengan struktur tertentu, yaitu di mulai dengan adanya tanya jawab yang bisa saja melahirkan dilema.
Dalam mempertahankan aqidahnya, para mutakallimun sebagaimana yang telah dieksplorasi oleh Josef Van Ess telah menghasilkan kategori atau sistem berfikir yang disebut dengan struktur logika mutakallimun.
Pendekatan historis yang digunakan oleh Josef Van Ess dalam penelitiannya ini terkait dengan sejarah pemikiran (history of though, history of ideas, atau intelellectual history). Dalam hubungan ini, pembahasan yang dilakukan adalah kajian teks dengan upaya melihat dua komponen, yaitu genesis pemikiran (keterpengaruhan pemikiran seseorang dengan pemikiran sebelumnya) dan sistematika pemikiran.

F. RUANG LINGKUP DAN KATA KUNCI
Ruang lingkup kajian Josef Van Ess adalah pemikiran para mutakallimun yang dipengaruhi oleh logika Aristoteles dan logika Stoik. Dari sejumlah karya-karya mutakallimun yang ditelitinya, terdapat sejumlah kata-kata yang selalu digunakan dan menjadi kata kunci, antara lain : tard wa al-‘aks, su’al wa jawab, tamyiz, adab al-kalam atau adab al- jadal, dalil, dalalah, wajhu al-istidlal, ta’aluq, qiyas, lazim, dan qarina.

G. KONSTRIBUSI DALAM ILMU KEISLAMAN
Penelitian Josef Van Ess ini memberikan beberapa konstribusi terhadap pengembangan ilmu keislaman, antara lain :
1. memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara berfikir para mutakallimun pada masa klasik;
2. memberikan deskripsi tentang pengaruh filsafat Yunani (dalam hal ini logika Aristoteles dan logika Stoik) terhadap cara berfikir mutakallimun;
3. memberikan sumbangan berupa metodelogi dalam menelaah pemikiran seseorang atau kelompok (dalam hal ini, Josef Van Ess menelaah pemikiran para mutakallimun).

H. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan dalam penelitian Josef Van Ess ini terdiri dari 3 bab. Pada bab pertama dia memaparkan kegelisahan intelektualnya, yaitu “apakah logika para mutakallimun itu sama seperti logika Aristotelian?” kemudian dia menjelaskan arti kalam menurutnya serta ruang lingkup pembahasan kalam bagi para mutakallimun.
Pada bab kedua, dia memaparkan tentang cara berfikir para mutakallimun yang dipengaruhi oleh logika Aristotels dan juga logika Stoik.
Pada bab ketiga, dia memaparkan tentang penggunaan cara berfikir para mutakallimun yang dipengaruhi oleh logika Aristotels dan juga logika Stoik.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :
1. struktur logika kalam memiliki persamaan dengan logika Aristotels dan juga logika Stoik;
2. kesamaan pada struktur logika tersebut membuktikan bahwa ada pengaruh logika Aristoteles dan juga logika Stoik terhadap cara berfikir para mutakallimun.

Bibliography

Ess, Josef Van. 1970. “The Logical Structure of Islamic Theology,” dalam Issa J Baullata (ed). An Antology of Islamic studies.” (McGill : Institute of Islamic Studies McGill University).

1 komentar:

  1. Terima kasih banget mas,review antum sangat membantu banget buatku,kebetulan aku lagi dapet tugas buat makalah tentang Josef Van Ess

    BalasHapus